KUTA, Bali (SuratkabarCom) - Pada tanggal 25 dan 26 Desember 2002 kami mengunjungi langsung lokasi peledakan bom tanggal 12 Oktober 2002 di Bali. Satu di Kuta antara lain Padys Club dan Sari Club yang berdekatan dan hancur berantakan. 
Satu lagi dekat Konsulat Amerika Serikat (mobil berisi bom diparkir di sana, sebelah kanan Konsulat, sekitar 50 meter dari Konsulat, dan bom hanya menggosongkan bagian bawah pohon, lihat foto kiri).
Lokasi pemboman baik di Padys Club dan Sari Club, sudah rata dengan tanah dan bangunan yang ada praktis tak berkaca dan kini sedang dalam pembangunan kembali.
Menjadi perhatian dan obyek wisata bagi para wisatawan sampai dengan saat ini. Kendaraan yang lewat di sana praktis memperlambat kecepatannya ingin melihat lokasi kejadian. Wisatawan yang berjalan kaki pun pasti berhenti sejenak melihat lokasi kejadian dan bahkan ada yang berhenti untuk berdoa sejenak di sana.
Di lokasi kejadian pun, rangkaian kembang serta spanduk bertuliskan "We Love bali" masih tetap terpajang di sana. Mengingatkan kita semua akan tragedi berdarah membunuh sekitar 185 orang, baik warga Indonesia maupun asing, termasuk dua orang dari Jepang, suami-isteri Suzuki yang sedang menikmati waktu liburannya di Kuta, Bali.
Lokasi kejadian yang cukup luas itu ternyata juga memiliki satu keistimewaan tersendiri. Ada puri kecil, tempat sembahyang, yang berdiri di muka lokasi kejadian, ternyata seolah tak terusik ledakan dan utuh tak rusak sedikit pun. Lihat foto di bawah ini beserta inset-nya di pojok kiri bawah.
Selain itu lokasi kejadian tampak menjadi becek dan kotor karena mudah tergenang air hujan serta menjadi aktif dilakukannya pembangunan kembali bangunan-bangunan yang hancur tersebut, seperti sebuah proyek pembangunan baru dengan hilir mudik truk bangunan di sana.
Lepas dari segala sisi buruk tersebut, ada baiknya kita bantu bersama pembangunan Bali dan pengertian masyarakat internasional serta mencoba meraih kembali kepercayaan mereka sehingga mau kembali ke Bali untuk berlibur.
Bagi rakyat yang tinggal di Bali, menjadi pengalaman berharga, agar tak lagi tergantung hidupnya kepada wisatawan asing yang berkunjung ke sana. Namun tingkat poduktivitas swamandiri dengan segala inisiatif dan kreativitasnya, kiranya perlu dibangkitkan segera sejak dini. Berdoa dan bekerja. Itu memang pepatah kita. Olehkarena itu kami menyempatkan pula ke gereja katolik Kuta sebelum melakukan aksi ini. Mohon bantuanNya agar aksi kemanusiaan ini bisa berjalan dengan baik.
Moga Bali sembuh seperti sedia kala!
LoveBali.Com - Bantuan Bulanan Bemanusiaan
