First Created October 4, 1998


Masih Terbuka Usul Penerbitan Prangko Tahun 2001
[SUARA PEMBARUAN DAILY, September 27, 1998]


JAKARTA - Penggemar kartun bisa berharap untuk menyaksikan gambar-gambar kartun dalam prangko Indonesia di tahun 2000. Sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi (Dirjen Postel) beberapa waktu lalu, prangko seri Tokoh Kartun merupakan salah satu dari 12 seri prangko yang direncanakan terbit di tahun 2000.

Penerbitan prangko untuk tahun 2000 dan tentu saja juga untuk tahun 1999, memang telah ditetapkan. Namun, untuk penerbitan prangko tahun 2001, sampai saat ini masih diberikan kesempatan bagi masyarakat yang ingin mengusulkan prangko untuk terbit tahun itu. Usulan diharapkan disampaikan secara tertulis ke Dirjen Postel yang beralamat di Jalan Medan Merdeka Barat 16-19 Jakarta 10110.

Dalam usulan itu harus dicantumkan secara jelas nama dan alamat pengusul, tema dan perkiraan tanggal penerbitan prangko yang diusulkan, alasan dan latar belakang mengapa ingin agar prangko tersebut diterbitkan dan bila memungkinkan dengan usulan desain gambar prangko itu.

Khusus untuk usulan prangko untuk memperingati ulang tahun, prangko itu harus mengikuti ketentuan yang berlaku. Yaitu, hanya diterbitkan bagi ulang tahun ke-25 atau kelipatan 25 tahun (HUT ke-50, ke-75 dan seterusnya). Tentu saja tidak semua usulan diterima, melainkan diseleksi terlebih dulu, agar jumlah penerbitan prangko dalam setahun tidak terlalu banyak. Selama ini, sebagian filatelis mengeluh, karena jumlah penerbitan prangko dalam setahun terlalu banyak dan bisa lebih dari 20 seri.

Padahal yang ideal hanyalah 12 seri prangko atau paling banyak 15 seri. Karena, bila terlalu banyak mempengaruhi segi kelangkaan, sebagai salah satu syarat benda koleksi, menjadi berkurang. Akibatnya, kurang diminati kaum filatelis yang pada akhirnya merugikan baik pemerintah maupun filatelis Indonesia atau filatelis yang mengumpulkan prangko-prangko Indonesia.

Pemasukan pemerintah yang menerbitkan prangko Indonesia akhirnya berkurang, karena prangko-prangko yang diterbitkan kurang diminati dan dibeli filatelis. Sedangkan filatelis juga ikut rugi, karena prangko Indonesia yang mereka miliki menjadi berkurang bernilai sebagai benda koleksi dan sulit meningkat harganya. Sebab itu, pembatasan jumlah penerbitan prangko Indonesia dalam setahun antara 12-15 seri saja, tidak merugikan bahkan sebaliknya akan menguntungkan semua pihak.

Harga Meningkat

Menurut pengamatan, harga prangko-prangko Indonesia saat ini masih tetap baik dan hal itu memang yang harus dijaga, jangan sampai penilaian baik dari filatelis terhadap prangko Indonesia menjadi berkurang. Dari tahun ke tahun harga prangko-prangko Indonesia terus meningkat. Demikian pula harga lembar kenangan (souvenir sheet) Indonesia. Contoh klasik adalah lembar kenangan seri prangko ''Fauna 1989'' bergambar orang utan. Dalam lelang tertulis di Bandung baru-baru ini, satu set yang terdiri dari dua lembar kenangan ''Fauna 1989'' ditawarkan seharga Rp 750.000.

Suatu peningkatan harga yang luar biasa dibandingkan ketika dijual tahun 1989 dengan harga satuan hanya Rp 815/set. Harga yang kemudian meningkat menjadi Rp 10.000, Rp 25.000, Rp 100.000, Rp 230.000, Rp 350.000 dan kini sudah ditawarkan seharga Rp 750.000. Sedangkan di Amerika Serikat, harga jual eceran (retail price) dari lembar kenangan ''Fauna 1989'' itu mencapai 150 dolar AS (sekitar Rp 1.500.000) dan di Belanda sekitar Nf 280.

Lembar kenangan Indonesia tahun 1994 menurut kabar, juga cukup banyak peminat. Karena, informasi yang diterima filatelis bahwa sebagian lembar kenangan Indonesia dari tahun itu ditarik dari peredaran akibat tidak habis terjual. Sehingga yang benar-benar beredar tidak sesuai dengan jumlah awal yang diterbitkan. (B-8)

Highly appreciated for your suggestions



Back to Clippings Philately | Return to Philatelic Homepage