First Created - September 6, 1997


Berani Menukar dengan Dua Rumah dan Empat Mobilnya
[Jawapos,September 6, 1997]


Demam kepergian Putri Diana masih berlangsung di Surabaya. Untuk mengenang wanita cantik, yang digambarkan Elton John sebagai å¼Mawar dari Inggris¼¼ itu, Perkumpulan Filateli Surabaya (PFS) bekerja sama dengan Kanwil Deparpostel Jatim dan TB Gramedia menampilkan prangko seri Lady Di pada pameran filateli di TB Gramedia Manyar Kertoarjo 16, Surabaya. Prangko Princess of Wales itu adalah milik kolektor prangko å¼gila¼¼, Hasan Abdullah Assegaf. Sejauh mana å¼kegilaan¼¼ Hasan dalam mengoleksi prangko? Berikut ini penuturannya kepada Arief Santosa.

Kalau ada orang yang begitu å¼gila¼¼ mengoleksi prangko, barangkali, Hasan Abdullah Assegaflah orangnya. Pengusaha penerbitan, yang juga pengurus RMI Jatim, itu pernah nekat menukarkan dua rumahnya, di kawasan Ciputat dan Pamulang Indah Jakarta, dengan lembaran-lembaran kecil, yang biasa ditempel di pojok kanan atas amplop itu.

Waktu itu, tahun 1991 dan 1993, ada kolektor prangko Jakarta yang berniat å¼melego¼¼ ratusan ribu prangko Indonesia. Sementara tidak memiliki uang cukup untuk membelinya, padahal hasratnya sudah sedemikian besar, Hasan nekat menukari koleksi prangko tadi dengan dua rumahnya itu.

å¼Saya tidak merasa rugi, malahan untung,¼¼ katanya singkat dalam jumpa pers persiapan pameran filateli itu, kemarin. Padahal, kedua rumahnya tadi dihargai total Rp 82,5 juta pada awal tahun 1990-an. Demikian juga, empat mobilnya tidak segan-segan ditukarkannya dengan prangko.

Prangko seri Putri Diana koleksi Hasan, yang akan turut dipamerkan mulai 9 September 1997 lusa, adalah seri Kerajaan Inggris (omnibus). Di antaranya, ada yang bergambar Lady Di bersanding dengan Pangeran Charles, yang terbit tahun 1981.

å¼Prangko-prangko itu sangat langka di sini. Dan hari-hari ini, nilai jualnya melambung,¼¼ ungkap Subali, ketua panitia pameran. Sayang, baik Subali maupun Hasan belum bersedia menyebutkan berapa banyak prangko seri Lady Di yang akan dipamerkan.

Sebagai kolektor prangko yang sekaligus pengagum Lady Di, Hasan sempat å¼terpukul¼¼ dengan kematian Putri Diana, yang dia rasakan sangat tiba-tiba. Masalahnya, dua bulan lalu, dia sempat mendapat tawaran prangko seri Lady Di, langsung dari kolektor Inggris.

Saat itu, tawarannya masih å¼sangat murah¼¼, sekitar 45‚70 poundsterling (sekitar Rp 200‚600 ribu), untuk satu seri yang berjumlah ratusan lembar. å¼Saya belum sempat mengambilnya. Sekarang, jelas harganya sudah melangit karena banyak dicari,¼¼ sesal Hasan.

Hasan mengaku kali pertama menyenangi prangko sejak tahun 1948, ketika usianya masih 11 tahun. Saat itu, ia lebih suka menjajakan uang saku dari orang tuanya untuk membeli prangko daripada untuk jajan. å¼Dari dua sen uang saku saya, satu sen untuk beli prangko, sisanya ditabung,¼¼ paparnya.

Hasan mengaku pernah å¼menangis¼¼ ketika seluruh koleksi prangkonya musnah diterjang banjir yang melanda Jakarta tahun 1995 lalu. å¼Puluhan ribu prangko saya di rumah Kampung Melayu tak bisa diselamatkan,¼¼ ujarnya dengan nada gelo sekaligus kesal.

Selain koleksi Hasan, prangko seri Diana yang dipamerkan juga berasal dari Indri Solarso, putri mantan Gubernur Jatim Soelarso, yang kini menjadi Dubes di Turki. Secara keseluruhan, pameran tersebut akan menampilkan prangko langka yang terbit tahun 1864 hingga tahun 1980-an.

Menurut Subali, bisa jadi, pameran ini merupakan pameran terbesar yang pernah diselenggarakan di Jatim selama tahun 1997. Ribuan lembar prangko akan ditampilkan di pameran, yang menurut rencana akan dibuka Kakanwil Deparpostel Jatim Rio Judojanto. Pameran tersebut sekaligus menandai peluncuran sampul hari pertama prangko seri SEA Games XIX Jakarta 1997. (*)



Back to Clippings Philately | HOME