First Created October 4, 1998


'Wanted!' Prangko Soeharto
[Surabaya Post, August 23,1998]


ADA anekdot "subversif" soal prangko. Suatu hari seorang petugas pos dengan wajah cemberut tengah memukuli amplop dengan palu stempel. Begitu kerasnya, hingga pengunjung tergoda untuk bertanya: "Lagi nggebukin apa sih Pak, kok emosi banget?"

Dia tak menjawab. Cuma diangkatnya kedua bahunya, lantas dijulurkan segebok amplop di tangannya. Tampaklah di sudut kanan atas goresan cap stempel yang tajam menimpa sederet prangko. Bergambar sosok kepala negara!

Aha, orang boleh saja melampiaskan benci kepada gambar prangko. Tapi pada saat lain prangko bergambar kepala negara justru malah dicintai dan diburu. Contohnya sekarang ini. Para filatelis tengah mengejar-ngejar prangko bergambar mantan presiden Indonesia, Soeharto. Konon harganya bisa mencapai Rp 50 ribu.

Lo, bukankah prangko gambar Pak Harto masih banyak? Jangan keburu senang, sebab yang dicari adalah yang eksklusif: yang berstempel pos 21 Mei. Tanggal bersejarah tepat hari lengser keprabon presiden yang berkuasa selama 32 tahun itu.

Satu lagi prangko yang sedang dinanti-nanti, juga gambar kepala negara. Tak lain adalah prangko bergambar Presiden B.J. Habibie.

Kendati dinanti belum tentu prangko Habibie kelak diminati. Semua masih bergantung kondisi. Menurut filatelis di Surabaya, Ir Ryantori, biasanya para filatelis menunggu kondisi di pasaran. Artinya, kalau benda-benda itu diterbitkan rutin dan dalam jumlah banyak, maka akan menjadi barang yang tidak menarik. Tetapi kalau sudah habis, baru akan diburu.

Menjelaskan soal prangko Presiden Habibie, Kabag Divisi Filateli Kantor Pos Surabaya, Sindu Handoyo SH mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan contoh prangkonya. Saat ini tengah menunggu pembagian peredarannya.

"Setiap tahunnya, kantor pos pusat mengeluarkan pengumuman tentang rencana prangko yang akan diterbitkannya. Tetapi ada kalanya ditunda juga," tambahnya.

Tentang prangko gambar Soeharto yang konon sedang diburu itu, Sindu menyatakan memang mungkin. Sebab, masing-masing filatelis memiliki kegemaran mengumpulkan benda-benda pos dengan berbagai kriteria sendiri. Antara lain ada yang menyukai prangko tematik yang dihubungkan dengan kejadian termasuk saat pengunduran diri presiden ke dua itu.

Ada juga yang menyukai prangko jenis flora dan fauna dan sebagainya, atau ada juga yang menyukai prangko unik misalnya yang salah cetak.

Andre, kolektor muda dari Surabaya juga mengatakan hal senada. Menurut pengalamannya, yang pasti berharga tinggi adalah prangko yang keliru, atau aneh. Misalnya, salah cetak, perbedaan warna, kesalahan dalam porporasi, dan sebagainya.

"Seorang filatelis harus jeli. Ada titik hitam sedikit saja, harga itu akan menjadi lain," kata Andre yang mengaku menyukai prangko-prangko unik semacam itu.

Berbicara soal harga, Ryantori, mengatakan, dalam menentukan harga itu ada pertemuan tersendiri antarpedagang setiap minggu.

"Mereka melakukan tawar-menawar juga. Ada trik sendiri untuk menaikkan harga. Terutama yang langka," kata Ryantori. (Ratna Devi)

Highly appreciated for your suggestions



Back to Clippings Philately | Return to Philatelic Homepage