First Created October 11, 1998


Diusulkan Adanya Buku Panduan PPF
[Suara Pembaruan, October 11, 1998]


JAKARTA - Tulisan berjudul ''Meningkatkan Kualitas Pramuka Sebagai Pencinta Filateli'' (Pembaruan, 4 Oktober 1998), mendapat tanggapan beberapa pihak. Tanggapan tersebut berupa pertanyaan dan usulan.

Pertanyaan yang diajukan antara lain, mengapa sudah sembilan tahun ada Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Perum Pos dan Giro (kini bernama PT Pos Indonesia) dengan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka mengenai pembinaan dan pengembangan Pramuka Pencinta Filateli (PPF), tetapi sampai saat ini belum terdengar kegiatan PPF yang cukup besar ?

Sebenarnya kegiatan PPF telah cukup banyak dilakukan di hampir tiap daerah di Indonesia. Umumnya, kegiatan tersebut dikaitkan dengan peringatan Hari Pramuka 14 Agustus atau pada saat ada pelaksanaan perkemahan besar, seperti Jambore Daerah atau Raimuna dan Perkemahan Wirakarya tingkat Daerah.

Di tingkat nasional sendiri, kegiatan PPF yang cukup besar tercatat ketika dilangsungkannya Jambore Nasional (Jamnas) 1991 di Cibubur, Jakarta Timur. Saat itu, ada pameran kompetitif satu frame (16 lembar kertas pameran) atau dikenal dengan nama one frame competition di antara peserta Jamnas. Ada juga lomba menata prangko yang diikuti cukup banyak peserta.

Penyuluhan dan penataran pembina filateli kepada para Pramuka, khususnya Pembina, Penegak (16-20 tahun) dan Pandega (21-25 tahun), juga telah beberapa kali diadakan. Demikian pula kegiatan lainnya, yang berhubungan dengan filateli.

Pembina Pramuka

Namun memang harus diakui, kegiatan PPF yang diadakan masih sporadis, belum terencana secara betul-betul matang. Walaupun sebenarnya, Petunjuk Pelaksanaan untuk hal itu telah ada. Dari pengamatan Pembaruan, kendala utamanya adalah pada kurangnya tenaga Pembina Pramuka yang benar-benar mendalami filateli dan dapat memotivasi peserta didiknya untuk aktif dalam kegiatan PPF.

Padahal bila hal tersebut dapat dilakukan, bukan tidak mungkin dapat dicontoh kegiatan Boy Scouts of America (BSA). Yaitu menyelenggarakan Pameran Nasional Filateli (Panfila) secara khusus, yang penyelenggara maupun pesertanya adalah anggota Pramuka sendiri.

Koleksi yang ditampilkan pun bukan lagi sekadar koleksi satu frame, melainkan benar-benar sesuai dengan peraturan Federation Internationale de Philatelie (FIP/Federasi Filateli Sedunia). Yaitu antara 2 sampai 4 frame untuk kelas remaja sampai dengan 21 tahun, dan 5 frame untuk kolektor di atas 21 tahun.

Sistem penilaiannya pun disesuaikan dengan kriteria penjurian FIP. Bila di kalangan Pramuka belum ada juri yang memenuhi syarat, maka untuk sementara dapat digunakan para Juri Nasional Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI). Sementara calon juri dari pihak Pramuka, menjadi ''juri magang'' dalam pameran itu. Seorang pembaca Pembaruan bahkan mengusulkan, agar peserta didik Pramuka yang berminat memperoleh Tanda Kecakapan Khusus (TKK) Pengumpul Prangko Tingkat Utama, harus sedikitnya mengikuti pameran semacam itu terlebih dulu, atau langsung ikut Panfila yang diselenggarakan PFI.

Bacaan Filateli

Pertanyaan lain yang diajukan sehubungan dengan tulisan mengenai PPF itu, adalah kemungkinan para Pramuka memperoleh bacaan-bacaan mengenai filateli. Apakah ada majalah atau buku mengenai filateli, baik untuk tingkat pemula, menengah atau pun tingkat lanjutan ?

Sebenarnya, Pengurus Pusat PFI telah menerbitkan majalah Media Filateli Indonesia. Juga telah diterbitkan beberapa buku, misalnya Mengenal Seluk Beluk Filateli, dan buku kecil yang berisi panduan untuk menata prangko sehingga siap dipamerkan.

Walaupun demikian usulan yang disampaikan seorang Pramuka mungkin menarik pula dipertimbangkan. Ia mengusulkan agar Kwartir Nasional Gerakan Pramuka bekerja sama dengan PFI dapat menerbitkan buku panduan dalam melaksanakan kegiatan PPF. Dilengkapi dengan contoh-contoh yang mudah diikuti. Misalnya, menyelenggarakan permainan-permainan bagi Pramuka Siaga (7-10 tahun) untuk lebih mengenal dan mencintai filateli.

Sedangkan bagi Pramuka Penggalang (11-15 tahun) dan lainnya, mungkin bisa disediakan panduan untuk menyusun koleksi benda filateli mereka, sehingga siap dipamerkan sesuai peraturan FIP. Buku panduan itu, seperti dikatakan Pramuka yang mengusulkan, sebaiknya dimulai dari cara mengumpulkan dan merawat benda filateli yang benar, menyiapkan kertas pameran dan keterangan tertulis mengenai koleksi benda filateli itu, sampai menata benda-benda filateli yang dimiliki di atas kertas pameran.

Buku panduan itu, sebaiknya dilengkapi pula dengan kriteria penilaian oleh juri sesuai standar FIP sejelas-jelasnya. Bila perlu dilengkapi dengan contoh-contoh bergambar. Sehingga, Pramuka yang menyusun koleksinya, dapat dengan tepat mengikuti aturan FIP tersebut. Suatu hal yang amat berpengaruh dalam penilaian dalam suatu pameran yang sifatnya kompetitif. (B-8)

Highly appreciated for your suggestions



Back to Clippings Philately | Return to Philatelic Homepage