suratkabar.com

Domain For Sale


suratkabar.com
Love Indonesia Philately

Breaking News.....

Beberapa Usul Filatelis
Oleh PK
20/11/2002 (21:00)


BANDUNG  (LoveIndonesiaPhilately) - 
Mempopulerkan filateli adalah tujuan utama filatelis sejati, karena yakin filateli
berdampak positif, meningkatkan kwalitas manusia terutama di kalangan kaum muda.
Hal ini juga direstui dan dianjurkan oleh berbagai kalangan, mulai pejabat tinggi,
instansi pemerintah, kalangan dagang, pers dan lain-lain. Sasaran utama adalah
golongan kaum muda, karena golongan ini merupakan jumlah terbesar masyarakat
kita, walaupun golongan lainnya tidak diabaikan. Para pakar filateli dewasa
ini baik di tanah air maupun luar negeri banyak yang menekuni sejak muda.

Di Amerika Serikat beberapa waktu yang lalu di kalangan filatelis ada semboyan
GIVE STAMPS TO KIDS, yang dimaksud ėkids adalah kanak-kanak. Jika sasaran utama
adalah kaum muda dan diketahui bahwa golongan ini banyak belum berpenghasilan
dan banyak berasal dari keluarga menengah ke bawah, maka tidaklah berlebihan
kalau harga benda filateli (prangko, SHP, CK) juga disesuaikan dengan kemampuan
kaum muda.

Seri Visit ASEAN Year terdiri dari 3 prangko nilai nominal Rp 300,00, Rp 500,00
dan Rp 1.000,00, SHP Rp 2.300,00 dan CK Rp 3.000,00 jumlah semua Rp 7.100,00.
Tidakkah jumlah ini terlalu besar untuk kantong tipis kebanyakan kaum muda kita?
Sekiranya harga per-set, terdiri dari 3 prangko, Rp 100,00 (untuk pemerangkoan
kartupos), Rp 200,00 (untuk surat biasa) dan Rp 500,00 (untuk surat kilat) jumlah
Rp 800,00 dan harga SHP maupun CK juga disesuaikan, akan lebih banyak terjangkau
oleh filatelis muda kita.

Juga tambahan harga Rp 500,00 dari harga per-set prangko untuk SHP tidak perlu,
jika diketahui bahwa prangko yang tertempelkan sudah dicap, berarti Pos dan
Giro telah menerima upah jasa pengiriman, namun tidak melaksanakannya. Sebagian
besar SHP dikoleksi tanpa alamat alias tidak dikirimkan.

Untuk menghemat ongkos, sebaiknya gambar SHP dicetak lebih sederhana karena
yang penting adalah cap-nya, bukan gambar sampul. Ukurannya lebih kecil seukuran
SHP terbitan tahun 1970-1973, namun mutu kertas harus baik.

Mengenai CK (Carik Kenangan) sebaiknya bernilai nominal sama dengan nilai nominal
prangko seri bertalian dan dijual dengan sedikit tambahan. Ini bukan hal baru,
sejak penerbitan awal CK sampai tahun 1979 harga nominal CK selalu sama dengan
harga nominal salah satu dari prangkonya. Mulai 1979, CK Asian Philately (SS
36 APPI 1992) harga nominalnya lebih tinggi dari harga prangkonya, namun selisihnya
tidak terlalu banyak. Tetapi sejak 1988 harga CK terus meningkat dari Rp 1.000,00,
Rp 1.500,00, Rp 2.000,00, Rp 4.000,00 (SS 85), malah sampai Rp 5.000,00 (SS
90). Carik Kenangan berharga tinggi dengan jumlah terbatas dapat menjadi obyek
spekulasi oknum-oknum yang mempunyai dana. Sebaliknya harga CK tidak tinggi
tetapi dicetak lebih banyak akan lebih luas terjangkau para filatelis muda kita.


Untuk prangko bernilai nominal Rp 1.000,00 ke atas sebaiknya diterbitkan seri
definitif Presiden atau Pelita yang berukuran relatif kecil, lebih praktis penggunaannya,
tidak memenuhi permukaan sampul atau barang kiriman lainnya yang memerlukan
ongkos pengiriman besar, misalnya kiriman ke luar negeri. Pengurangan harga
benda filateli mungkin akan mengurangi juga pendapatan Pos dan Giro, namun dalam
waktu tidak terlalu lama, malah bisa bertambah karena lebih banyak filatelis
membelinya. Yang paling penting dunia filateli kita bertambah semarak dengan
munculnya banyak filatelis baru generasi penerus.

(FP) PFI Cabang Banjarmasin, Mei 1992
(RW) Agus Wahyudi, 602-1102
wahyudi@posindonesia.co.id

Catatan :
Telah dilakukan sedikit penyuntingan (editing), pada naskah asli kata :CK (Carik
Kenangan) ditulis S/S (Souvenir Sheet); SHP adalah Sampul Hari Pertama.


HOME | Today's News | Shopping | Add URL

Copyright 1999-2002 © SuratkabarCom Online