| |
Filateli Otograf, Gabungan Dua Hobi Sekaligus
12/05/2002 (00:00)
POS PBB - Sampul peringatan HUT ke-25 Pos PBB terbitan Perkumpulan
Philatelis Indonesia (kini namanya menjadi Perkumpulan Filatelis
Indonesia/PFI), dengan tanda tangan R Soebagyo, BcAP, Direktur Utama
Giropos saat itu. Sampul ini termasuk langka dan banyak dicari
filatelis, karena merupakan terbitan awal PFI dengan nomor registrasi
2 yang sukar ditemui saat ini. Apalagi ditambah dengan adanya tanda
tangan pejabat Pos, yang juga menyebabkan nilainya bertambah bagi
kalangan penggemar benda filateli otograf.
JAKARTA (LoveIndonesiaPhilately) -
Bagi mereka yang gemar mengoleksi benda filateli dan juga sekaligus
senang mengumpulkan tanda tangan para tokoh terkemuka, salah satu
pilihan yang ditawarkan adalah bergabung dengan Klub Filatelis
Otograf (KFO) Jakarta.
Klub yang didirikan oleh seorang filatelis yang cukup senior, Drs
Lutfie, kini beranggotakan sekitar 40 orang.
Namun selain di Jakarta, klub sejenis juga terdapat di Bandung,
Lampung, dan dalam waktu dekat akan didirikan pula oleh para
filatelis di kota Bogor.
Memperingati ulang tahunnya yang kedua, KFO Jakarta mengadakan
Pameran Filateli Otograf 6 sampai dengan 11 Mei 2002 di Kantor
Filateli Jakarta, Jalan Pos 2, Jakarta Pusat. Pameran yang sama juga
akan diadakan di Kantor Pos Jakarta Barat yang terletak di Jalan Daan
Mogot, 13-16 Mei 2002.
Selain pameran, juga diadakan lelang dan bursa filateli, serta
seminar mengenai filateli umumnya maupun topik yang lebih khusus
mengenai benda filateli otograf. Kepala Wilayah IV Usaha Pos Jakarta,
R Sunarto Sudiono, membuka secara resmi pameran itu dengan
membubuhkan tanda tangannya di atas Sampul Peringatan (SP) yang
diterbitkan khusus dalam jumlah terbatas.
Terus Bertambah
Namun apa yang disebut dengan benda filateli otograf? Menurut Lutfie
yang didampingi kordinator panitia pelaksana pameran, Rachmat Asaad,
secara umum yang dikoleksi para anggota KFO adalah gabungan dua hobi
sekaligus, yaitu hobi filateli dan hobi mengumpulkan tanda tangan
(otograf).
Objek pengumpulannya adalah sampul (amplop) atau kartu pos yang telah
ada prangkonya dan cap tertentu, baik cap pos khusus hari terbit
pertama maupun cap pos peringatan.
Kemudian di atas sampul dan kartu pos itu dibubuhi tanda tangan dari
tokoh yang mempunyai hubungan dengan sampul atau kartu pos yang ada.
Misalnya, Sampul Hari Pertama (SHP) penerbitan prangko baru seri
''Jambore Nasional 2001'', lalu dibubuhi tanda tangan Ketua Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka. Contoh lainnya, SHP penerbitan prangko seri
''100 Tahun Bung Karno'' yang ditandatangani oleh Guruh
Soekarnoputra, anak Bung Karno.
Ditambahkan lagi, jumlah kolektor yang menyenangi mengumpulkan sampul
otograf di Indonesia, kini jumlahnya terus bertambah.
Biasanya, para kolektor menunggu sampul yang akan terbit, baik SHP
yang terbit menyertai penerbitan prangko baru, maupun Sampul
Peringatan (SP) yang diterbitkan untuk memperingati suatu peristiwa
khusus.
Ada beragam SP yang dikenal di Indonesia, baik yang diterbitkan untuk
memperingati suatu ulang tahun, pameran, peresmian suatu gedung atau
lembaga, dan lainnya.
Bila sebuah sampul telah terbit, para kolektor kemudian melihat tema
yang terdapat pada sampul itu. Lalu setelah itu baru berusaha mencari
tokoh yang sesuai dengan tema pada sampul tersebut, untuk dimintakan
tanda tangannya.
Ada yang berusaha mendatangi langsung tokoh itu untuk dimintakan
tanda tangannya, namun ada juga yang memasukkan sampul tersebut ke
dalam sampul yang lebih besar, lalu dikirimkan ke alamat tokoh yang
akan dimintai tandatangannya.
Tentu saja disertai surat permohonan agar tokoh bersangkutan bersedia
menandatangani sampul yang dikirim itu, dan kemudian mengirim kembali
sampul itu ke kolektor tersebut.
Membantu Anggota
Menurut Lutfie, pertemuan bulanan KFO diadakan setiap hari Sabtu
minggu pertama tiap bulan di Kantor Filateli Jakarta. Dalam pertemuan
itu, diadakan lelang dan bursa benda-benda filateli otograf. Namun di
samping itu, yang tak kalah pentingnya adalah upaya pengurus KFO
membantu anggotanya dengan memberikan kiat-kiat untuk mendapatkan
tanda tangan tokoh yang diinginkan.
Para anggota KFO juga dibantu untuk memperoleh tanda tangan tokoh
yang diinginkan. ''Biasanya, kami akan memberi tahu anggota KFO bahwa
kami akan berupaya mendapatkan tanda tangan tokoh tertentu. Bagi yang
berminat, bisa menyertakan sampulnya pada kami, dan kami akan
memintakan secara kolektif,'' kata Lutfie lagi.
Lutfie dan Rachmat Asaad menambahkan, sampul otograf yang kini
bernilai cukup tinggi dan banyak diburu para kolektor adalah sampul-
sampul dengan tanda tangan tokoh terkemuka yang sudah meninggal
dunia. ''Tetapi tentu saja harus sampul yang temanya tepat dan
sesuai. Misalnya, SHP prangko seri Pekan Olahraga Nasional yang
ditandatangani Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Ketua KONI Pusat
saat itu,'' ujar Rachmat Asaad mencontohkan.
Seorang kolektor yang ditemui pada saat pembukaan pameran
menambahkan, bahwa selain tokoh-tokoh dalam negeri, ia juga
mengoleksi tanda tangan tokoh-tokoh mancanegara, di atas sampul yang
sesuai temanya dengan tokoh bersangkutan. Bukan hanya tokoh
pemerintahan, tetapi juga artis, olahragawan dan lainnya.
Sementara itu, informasi terbaru yang diterima dari Ketua KFO
Jakarta, Lutfie, menyebutkan bahwa 16-31 Mei 2002 akan diadakan
Pameran Filateli Telegeri di Kantor Filateli Jakarta. Pameran itu
diadakan dalam rangka penerbitan prangko seri Komunikasi Modern yang
menurut rencana terbit 17 Mei mendatang. Telegeri sendiri adalah
sebutan bagi hobi mengumpulkan kartu-kartu telepon, yang juga telah
cukup banyak peminatnya di Indonesia.
(B-8)
-----------------------------------------------------------
Last modified: 10/5/2002 Suara Pembaruan 12 Mei 2002
HOME | Today's
News | Shopping | Add URL
Copyright 1999-2002
© SuratkabarCom Online
|