suratkabar.com

Domain For Sale


suratkabar.com
News Indonesia SuratkabarCom

Breaking News.....

Berapa biaya memulai hobi mengumpulkan prangko?
28/08/2002 (10:00)


TOKYO (SuratkabarCom) - Pertanyaan yang sederhana tapi tidak mudah dijawab, "Berapa biaya memulai hobi mengumpulkan prangko?" Satu cara untuk membuktikan, apakah hobi ini merupakan hobi anak-anak, atau justru hobinya orang dewasa.

Kita lihat komentar filatelis senior David O. Dyer, Sr. Menurutnya, biaya yang dibutuhkan sekitar US$50 (lima puluh dolar AS) untuk memulai hobi mengumpulkan prangko. Lalu 50 dolar AS lagi per tahun untuk perlengkapan dan lain-lain, serta antara 30-250 dolar AS untuk pembelian katalog prangko dunia, katakanlah Scott.

Apabila kita jumlah semua biaya itu dari angka termurah, maka biaya memulai hobi mengumpulkan prangko sekitar 130 dolar AS. Kita Rupiah- kan dengan kurs Rp.9.000,- per dolar AS maka berarti sekitar Rp.1.170.000,-. Angka awal bagi yang ingin memulai mengumpulkan prangko.

Mengerikan sekali memang melihat angka tersebut. Seandainya seorang pemuda masih duduk di bangku SLTA, berapa uang jajan diterima per hari dari orangtuanya. Katakanlah Rp.10.000,-. Berarti selama 117 hari (hampir 3 bulan), pelajar SLTA Indonesia terpaksa harus puasa dan membawa bento (bahasa Jepang, artinya, ransum makanan dari rumah).

Ingatlah, angka perhitungan itu paling murah. Belum lagi kalau kita perhatikan, tahun 2000 lalu telah diterbitkan prangko dan carik kenangan baru sebanyak 17.836 prangko (setiap lembar prangko berlainan) telah dikeluarkan di dunia. Apakah mau beli semua?

Satu bukti sederhana mengumpulkan prangko tidaklah murah dan olehkarena itu di negara industri maju Amerika Serikat, Eropa dan Jepang, justru orang dewasa yang paling banyak aktif mengumpulkan prangko. Penulis perkirakan sekitar 70%. Bahkan 10% adalah kalangan pengusaha kaya, misalnya pemilik bank, pemilik perusahaan besar, pemilik industri besar dan sebagainya. Sedangkan 20% adalah kalangan mahasiswa dan pelajar.

Angka ini kebalikan untuk situasi Indonesia. Dari pengumpul prangko Indonesia, yang jumlahnya sekitar dua juta orang saat ini, penulis memperkirakan sekitar 80% adalah kalangan mahasiswa dan pelajar, 10% adalah kalangan orang kaya, berduit (orang dewasa dan aktif berproduksi menghasilkan uang), serta 10% adalah kalangan dewasa umum lainnya.

Inilah karakteristik pengumpul prangko Indonesia dan hal ini diakui serta dibanggakan filatelis senior dunia. Misalnya saat penulis bertemu Michael Madesker di Tokyo, merasa cukup bangga dengan banyaknya anak muda yang mengumpulkan prangko di Indonesia, "Itu prospek besar dan baik bagi Indonesia untuk masa depan dibandingkan misalnya di Eropa yang kebanyakan orang lanjut usia. Lalu bagaimana kelanjutannya apabila mereka meninggal dunia!" ungkap Ketua Juri pameran filateli internasional untuk kelas remaja, mempertanyakan.

Tak perlu takut dengan penampilan angka besar itu. Kenyataannya di Indonesia kita bisa mulai dari modal kosong. Namun tentu hal itu bisa dilakukan apabila ada keinginan kuat dari dalam diri sendiri.

Misalnya dimulai dari mengumpulkan surat-surat yang datang untuk orangtua. Bisa pula amplop surat yang datang di kantor orangtua kita. daripada amplop itu dibuang percuma, dipungut, dikumpulkan dan diambil prangkonya. Bisa pula minta sampul-sampul surat atau kartupos dari tempat umum, misalnya stasiun televisi yang biasa banyak menerima surat dari pemirsanya. Atau mintalah ke kedutaan besar asing, ke media massa asing yang menyiarkan bahasa Indonesia, dan sebagainya.

Perhatikan Sebelum Merobek

Setelah kartupos atau sampul surat kita miliki, hati-hatilah sebelum merobek atau memisahkan prangko dari sampulnya.

Perhatikan baik-baik sampul itu seandainya ada cap khusus, misalnya cap pemilihan umum, atau cap peringatan lain seperti cap pameran dan sebagainya. Penulis sangat menyarankan sampul atau kartupos itu disimpan utuh, TIDAK dipisahkan atau dirobek prangkonya.

Cap khusus itu jauh lebih penting dan berharga ketimbang prangkonya saja.

Lalu bagaimana melepaskan prangko dari kertas sampul surat. Pertama kali tentu menggunting di sekitar prangko, kira-kira 2-5 milimeter di luar prangko. Perhatikan cap pada prangko. Ada cap prangko dengan tinta yang terkadang bisa luntur di air. Kalau tinta cap luntur, prangko akan tercemar dan rusak.

Bagaimana mengetahui tinta prangko luntur. Biasanya cap-cap dengan tinta warna biru atau merah tua, merupakan tinta yang mudah luntur. Jadi bukan tinta cap warna hitam seperti biasa kita lihat pada setiap kantorpos untuk pengecapan surat sehari-hari.

Kalau kita lihat cap prangko adalah cap sehari-hari, biasanya aman. Tapi kalau cap berwarna, hati-hatilah. Kalau tak mau resiko, jangan lepas prangko itu. Terkena cairan apa pun, tinta cap yang luntur, pasti luntur dan berkontaminasi dengan kertas prangko.

Kemudian siapkan air hangat kuku di sebuah baskom bersih. Jangan air panas dan jangan air dingin. Panas kira-kira 40 derajat Celcius. Rendamlah prangko beberapa saat sekitar 5 menit, maka prangko akan lepas sendiri dari kertas sampulnya. Apabila tak bisa lepas, tunggu beberapa saat lagi. Tak mau lepas juga sudah lama direndam, bantulah pakai tangan kita. Tentu tangan harus bersih sebelum melakukan pekerjaan ini.

Pakailah perasaan, perlahan-lahan tapi mantap, melepaskan di permukaan air, agak kena air hangat sedikit.

Lalu perhatikan belakang prangko. Apabila gom atau perekat atau lem prangko masih melekat di sana, bersihkan pakai tangan pelan-pelan. Apabila sudah benar-benar bersih, letakkan pelan-pelan prangko di sebuah lembar kertas putih (bisa kertas polos HVS ukuran A4). Himpitkan dengan kertas polos serupa di atasnya. Apabila air sebagian meresap sudah ke kertas polos tersebut, pindahkan perlahan-lahan prangko yang masih lembab ke bagian lain dari kertas polos HVS itu. Sisipkan dua lembar kertas polos HVS ke dalam buku tebal, himpit, beri tekanan dengan menindihkan buku-buku tebal lainnya. Biarkan selama satu malam. Keesokan harinya setelah benar-benar kering dan bersih, barulah bisa dimasukkan ke album prangko kita.

Perhatikan pula, jangan sekali-kali menyetrika prangko. Pengeringan haruslah alamiah dianginkan, lalu dihimpitkan antara dua lembar kertas polos yang bersih.

Ada pula boks khusus untuk melepas prangko dengan harga di pasaran sekitar 20 dolar AS atau sekitar 180.000,-. Prosesnya sama seperti di atas, hanya bentuk alatnya bagus saja dengan ukuran sekitar 15cmx10cmx5cm dan prangko tidak direndam tapi diuaphangatkan sehingga bisa lepas sendiri.

Setelah prangko kering, harus yakin benar-benar kering, untuk memasukkan ke album prangko sebaiknya dibiasakan menggunakan pinset, sering disebut pula Tweezers atau Pincet dalam bahasa Inggris.

Richard Susilo


[an error occurred while processing this directive]

HOME | Today's News | Shopping | Add URL

Copyright 1999-2002 © SuratkabarCom Online