suratkabar.com

Domain For Sale


suratkabar.com
News Indonesia SuratkabarCom

Breaking News.....

Tentang Prangko - Kolektor Harus Rasional
05/07/2002 (20:00)


kompas/soelastri
TOKYO (SuratkabarCom) - Saat awal mengumpulkan prangko, memang ada keinginan dan harapan besar, beli sekarang besok dapat untung. Mengumpulkan prangko memang mirip dengan investasi. Tetapi, lebih baik disebut menabung, ketimbang
investasi.Kata investasi ini belum waktunya diterapkan di Indonesia mengingat umumnya tingkat penghasilan dan kehidupan penduduk Indonesia masih di ambang batas antara negara miskin dan negara maju. Masih banyak yang kesulitan makanan dan masih banyak yang belum mengecap pendidikan sampai ke tingkat yang baik.

Lebih tepat apabila, misalnya, PT Pos Indonesia mau berkampanye kepada masyarakat umum, mempromosikan kata menabung yang memiliki konotasi lebih populis ketimbang investasi yang hanya dikuasai kalangan kapitalis, orang berduit.

Di sini kita tak membicarakan apa itu investasi atau menabung. Penulis ingin menekankan bahwa memang banyak di antara kita saat mulai mengoleksi punya pikiran dan harapan yang besar, dapat untung besar dari mengumpulkan prangko. Kenyataan hal itu jauh dari harapan di Indonesia.

Seperti dikatakan filatelis senior Amerika Serikat, Charles F Adams, "Apakah uang Anda yang ditaruh di koleksi prangko merupakan investasi yang baik? Maksudnya, beli murah sekarang jual mahal besok dapat uang banyak. Apabila itu adalah tujuan anda, maka lupakanlah! Kecuali kalau Anda ingin menjadi pedagang prangko dan hal ini membutuhkan uang yang sangat banyak."

Benar sekali apa yang dikatakannya. Mengumpulkan prangko bukan hobi yang murah. Apabila kita ingin memiliki koleksi yang baik, banyak sekali uang kita akan terkuras ke dalam bentuk benda filateli. Tetapi, bukan berarti dalam segi kuantitas.

Sering kali kalangan awam menanyakan kepada kolektor prangko, "Album prangko Anda pasti banyak, ya?" Bisa dimaklumi masyarakat awam melihat prangko sebagai satu bentuk barang. Semakin banyak barang semakin banyak ke luar uang semakin besar koleksi dan semakin hebat kolektor itu. Sama sekali salah.

Suatu koleksi yang baik bukan tergantung dari jumlah kuantitas. Pengumpul prangko yang baik lebih kepada segi kualitas benda filateli yang dimiliki. Termasuk juga cara mengoleksi, menyimpan dan memperlakukan benda tersebut. Bahkan, seorang mantan Ketua Perkumpulan Filatelis Indonesia menggunakan lemari besi untuk menyimpan koleksinya. Di bagian lemari besi dilekatkan hygrometer, alat mengukur kelembaban udara.

Apabila kelembaban udara masih sekitar 80-90 persen maka lemari besi tak akan dibuka. Namun, apabila kelembaban udara sudah sekitar 60 persen maka bisa dibuka diangin-anginkan dan dibuka dilihat koleksinya untuk menyegarkan kembali benda filateli tersebut.

Sebagai kolektor pemula kita tak perlu dulu mengikuti cara eksklusif seperti itu. Paling utama bagi kolektor pemula adalah menyediakan dirinya siap untuk mengoleksi prangko. Termasuk pula mempersiapkan alat-alat pendukungnya seperti album prangko, kaca pembesar atau lup, pinset, dan sebagainya.

Sebagai kolektor prangko, kita harus menjadi manusia yang rasional. Hobi mengoleksi prangko tak akan ada habis-habisnya dan banyak sekali barang yang menarik. Apabila kita tidak bisa mengukur kemampuan kita, akan lebih banyak pengeluaran untuk beli benda filateli daripada pemasukan sehari-hari kita, misalnya gaji, hal itu sangatlah buruk, dan Anda bukan kolektor prangko yang baik. Pada akhirnya, kolektor itu akan menyesali dirinya sendiri dan bahkan membenci koleksi prangkonya.

Oleh karena itu, sebagai kolektor pemula, sebaiknya kita mempersiapkan mental dengan baik serta itikad untuk mau menyeimbangkan antara keinginan dan realitas yang ada.

Belilah prangko yang kita sukai, dan jangan batasi dulu jenis prangko yang kita inginkan. Setelah terkumpul beraneka ragam, susunlah dengan baik prangko itu pada album prangko. Bisa disusun per negara, hanya Indonesia saja, misalnya. Atau bisa pula disusun per tema, hanya yang bergambar kereta api saja, misalnya.

Kalau ada prangko yang double atau kembar, jangan dibuang. Simpan pada album persediaan atau album stok. Yang bagus kita prioritaskan dalam album utama kita, yang agak jelek, kualitas kedua, kita masukkan ke album stok.

Album persediaan ini juga berguna untuk saling tukar-menukar prangko. Prangko ganda kita bisa dilepas dan ditukarkan dengan teman sesama pengoleksi prangko misalnya yang ada di Jepang. Teman di Jepang menginginkan prangko Indonesia bergambar kereta api dan kita memiliki prangko itu di album stok. Maka kirimkanlah prangko tersebut kepada teman koresponden di Jepang.

Sebaliknya, kita bisa meminta teman di Jepang itu untuk mencarikan prangko bertema kereta api buatan Jepang. Apabila teman itu baik, maka akan dicarikan dan dikirimkan kepada kita. Dengan demikian, koleksi tematik kereta api kita semakin lengkap.

Memulai mengumpulkan prangko memang tak perlu membatasi terlebih dulu. Semua prangko dan benda filateli yang kita rasa senang, bisa kita beli dan miliki.

Jangan lupa, jadilah anggota perkumpulan filatelis di kota kita masing-masing. Dari perkumpulan itu, pasti ada filatelis senior yang bisa membantu membimbing dan memberikan nasihat kepada kita.

Tanyakanlah koleksi yang kita miliki itu, sebaiknya harus dibuat bagaimana supaya baik. Mudah-mudahan filatelis senior itu bisa memberikan jawaban yang baik.

Apabila tetap tak memberikan jawaban memuaskan, tanyakanlah kepada filatelis senior lain. Atau bisa ikut berdiskusi pada milis PRANGKO dengan mengirimkan email ke : filateli@yahoo.com untuk menjadi anggota.

Kembali kepada koleksi awal kita itu. Setelah segala macam prangko kita kumpulkan, dalam jangka waktu tertentu, sekitar 3-6 bulan apabila memang terus kita tekuni, maka akan terbuka sendiri mata hati kita, mana prangko yang sebenarnya kita sukai dan mana yang tidak kita sukai.

Maka lakukanlah konsentrasi pada prangko yang kita sukai itu. Sedangkan prangko yang telanjur kita miliki dan tidak kita sukai sebaiknya dimasukkan ke album stok.

Jangan terlalu lama berpikir atau menyeleksi, dalam menjawab pertanyaan, sebaiknya mau mengoleksi apa?

Apabila terlalu lama, berarti terlalu banyak sudah macam-macam prangko dan benda filateli yang kita miliki. Semakin lama malah semakin kabur fokus perhatian yang sebenarnya kita sukai. Karena memang macam prangko sangat bervariasi dan semuanya cantik.

Akan tetapi, kembali seperti dituliskan di atas, kita harus bisa rasional dalam menentukan pilihan. Jangan ambil semua atau segala macam koleksi. Itu namanya rakus dan belum tentu kita memiliki uang untuk itu karena dibutuhkan dana yang sangat besar sekali.

Nah, setelah koleksi tertentu kita putuskan untuk dikoleksi sesuai keinginan dan memang menyukainya, lakukanlah terus sambil juga membaca berbagai buku pengetahuan filateli agar ilmu kita dalam mengoleksi lebih baik lagi, tidak hanya asal mengumpulkan saja.

Ingatlah, mengoleksi prangko sama dengan menabung. Kita beli dengan harga sekian, artinya kita menabung dalam bentuk benda filateli dengan harga minimal sekian. Memang setelah sekian tahun, bukan jangka pendek, apabila benda filateli itu kita rawat dengan baik, bisa dipastikan harga jualnya akan lebih tinggi daripada uang yang kita keluarkan saat membeli. Perbedaan angka itulah yang bisa kita katakan sebagai bunga tabungan, meskipun bukan dalam bentuk suku bunga pasti.

Umumnya kolektor benda filateli murni, hanya mengoleksi saja, sangat jarang dijumpai menjual kembali koleksinya. Penjualan itu biasanya baru dilakukan apabila sang kolektor memang kepepet duit, kesulitan uang luar biasa. Sebagai contoh seorang filatelis Jepang bernama Ishikawa, terpaksa menjual koleksinya yang luar biasa hebat, kepada filatelis Amerika.

Hal itu dilakukannya karena Ishikawa kesulitan uang, rugi dari transaksi saham. Sedangkan sejumlah uang harus dibayarkan untuk membayar utang-utangnya kepada pihak ketiga. Sayang sekali memang.

Kemungkinan lain, penjualan koleksi prangko dilakukan karena sang kolektor telah tiada. Penggantinya, istri atau suaminya, mungkin tidak tertarik kepada prangko, maka dijualnyalah koleksi tersebut untuk ikut membantu atau mendukung biaya hidup pengeluaran sehari-hari.

Di sini sering kali muncul berbagai kasus mengenai filateli. Sang istri atau suami tidak mengerti filateli. Diperkirakan olehnya koleksi itu berharga sangat mahal. Harapannya juga melambung bisa dapat banyak uang dari penjualan koleksinya. Kenyataannya, koleksi itu berharga biasa saja. Kecewa beratlah sang keluarga dan sejak saat itu bisa saja keluarga itu malahan membenci koleksi prangko.

Itulah sebabnya berkali-kali penulis sering menyarankan, sebaiknya apabila kita mengoleksi prangko, anggota keluarga lain diikutsertakan. Maksudnya, apabila kita meninggal, anggota lain yang mengerti koleksi kita bisa memperkirakan dengan baik kira-kira berapa harga jual koleksi kita sehingga pada akhirnya tidak mengalami kekecewaan.

Mengoleksi prangko memang bukan hobi perorangan dan memperbesar egoisme kita sendiri. Mengoleksi prangko adalah bagian dari sosialisasi kehidupan manusia dan perlu dilakukan bersama-sama.

Rasanya tidak akan mungkin kita memperoleh prangko tertentu yang langka apabila dilakukan sendiri. Oleh karena itu perlu kerja sama dengan orang lain, menanyakan kepada teman-teman lain siapa yang kira-kira mau menjual prangko yang kita inginkan, atau bisa lewat lelang prangko dan lelang prangko di mana yang bisa menyediakan. Semua butuh sosialisasi.

Mudah-mudahan patokan sederhana ini bisa lebih memberikan gambaran lebih baik, bahwa sebenarnya mengumpulkan prangko itu sebenarnya memerlukan persiapan yang lebih baik. Bukan hobi anak-anak dan bukan hobi orang tua, tetapi hobi kita bersama dan dilakukan bersama-sama dengan rasional.

Richard Susilo Koresponden Kompas di Tokyo (KOMPAS)


IndonesiaNewspaper.Com - Lists of Indonesian Media
IndonesiaNewspaper.Com - Lists of Indonesian Media

HOME | Today's News | Shopping | Add URL

Copyright 1999-2002 © SuratkabarCom Online