suratkabar.com 
 
 
Domain For Sale

suratkabar.com 
Love Indonesia Philately
A Gift For You.....

Filatelis Satu Juta Tapi Banyak Sagi  
07/10/2002 (20:00)


TOKYO (LoveIndonesiaPhilately) - Pengumpul prangko Indonesia atau disebut filatelis, di Indonesia berjumlah lebih dari satu juta orang. Tapi saat ini juga banyak yang melakukan sagi (bahasa Jepang, artinya penipuan). Hanya tamengnya saja sebagai filatelis, tapi di belakang kedok beribu macam motif pribadi. Tetapi tentu saja banyak juga yang memang benar-benar pengumpul prangko murni yang hanya ingin menekuni dan meningkatkan kemampuannya di bidang filateli.

Satu bukti penipuan berlagak sebagai filatelis bisa kita lihat hasil diskusi di milis Prangko yang bebas dan gratis, terbuka untuk umum, kini beranggota hampir 300 orang tanggal 25 September lalu.

Dari sebuah email moderatornya, yang mendapat email dari salah satu anggotanya tak mau disebutkan jati dirinya, muncul kasus anggota masyarakat di Yogyakarta, bukan dipermudah, malah dipersulit menjadi anggota perkumpulan atau klub filateli di Yogyakarta.

Perkumpulan yang seharusnya tempat mengumpul para penggemar pengumpul prangko, tempat menjalin persahabatan dan pertukaran ide serta pengembangan wawasan dan pengetahuan, malah menjadi satu birokrasi yang memuakkan, menyulitkan dan menyerupai penipuan.

Bagaimana bukan penipuan, lha wong mau jadi anggota klub filateli saja, datang ke kantorpos di Yogya dikatakan bisa daftar selama pameran filateli Yogya yang dilakukan 19-23 September lalu. Datang ke tempat pameran, dikatakan lebih baik mendaftar di kantorpos saja. Mana yang benar dan mengapa bisa jadi sulit seperti itu. Ini jelas bisa dikategorikan penipuan, merugikan kita, walau bukan dalam bentuk materi, tetapi merugikan waktu dan tenaga kita dengan di ping-pong seperti itu.

Akhirnya anggota masyarakat itu hanya berharap saja, " Semoga tidak terjadi untuk keduakalinya pada teman-teman filatelis lainnya," tulisnya.

Ternyata kejadian memelaskan seperti itu bukan saja dialami di Yogyakarta. Seorang anggota milis Prangko lain (menjadi anggota milis daftar di http://newsindo.com/stamptrade), M. Syaikky Bay, yang berada di Padang, juga mengalami hal serupa tahun 1995-an.

Coba dengar ceritanya sebagai berikut.

Saya juga pernah mengalami hal hampir mirip. Pada tahun 1995-an saya mendaftar bersama anak-anak untuk menjadi anggota klub filateli yang kantornya disamping KPB Padang Jl. Bagindo Aziz Chan. Formulir telah diisi dan dikembalikan serta uang iuran telah dibayar. Ironisnya ketika beberapa kali (pada hari Minggu) saya bersama anak-anak ke kantor filateli tersebut, eh kantor tutup terus. Akhirnya sama sekali selama di Padang saya tak pernah ikut kegiatan filateli, dikirimi undangan atau informasi kegiatan perkumpulan pun tak pernah.

Begitulah wajah perfilatelian Indonesia hingga saat ini. Jangankan ingin maju, untuk menjadi anggota saja muncul kesulitan dan penipuan seperti itu.

Mengapa berulang kali disebutkan penipuan dengan kedok yang bermotif beraneka ragam?

Coba kita telusuri sedikit dari sejarahnya. Sejak lama PT Posindo banyak membantu Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI). Banyak dana mengucur ke PFI dari Pos. Setelah tahun 1989 di mana praktis PFI dikuasai para pejabat dan karyawan Pos, praktis jalan hidup PFI bukan lagi dikategorikan sebagai perkumpulan pengumpul prangko murni tetapi telah dicemari satu keinginan khusus, sebagai alat kepanjangan PT Posindo mengkampanyekan produknya.

Tidak salah dan wajar karena dana yang ke luar dari Pos. Tapi akibat sampingan, orang yang masuk menjadi anggota dan menjadi pengurus perkumpulan filatelis, memiliki banyak motif, antara lain untuk cari untung, dapat pasokan uang dari pos dengan dalih kegiatan filateli sana-sini, dan sebagainya.

Kini dengan kesulitan uang, kering, aktivitas pun melembek, "Emangnya gue pikirin," begitulah yang ada di benak banyak oknum yang berusaha mencari uang dengan kedok pengurus klub filateli setelah tak ada kucuran dana lagi.

Benar, kegiatan filateli tak lepas dari sumber dana dan hobi ini bukan hobi murah sebenarnya. Tetapi alangkah indahnya apabila sebuah perkumpulan filateli digerakkan oleh kalangan kolektor murni, tentu didukung penyandang dana yang cukup lapang dada, bukan model pemerasan, diberi dana maka harus kerja untuk pemberi dana.

Ingat, hobi filateli adalah hobi jangka panjang. Kegiatan filateli yang dilakukan berkesinambungan terus-menerus sangat dibutuhkan. Hasilnya, jangan harapkan bim salabim, sekarang promosi besok dapat untung. Itu mustahil terjadi.

Tapi dengan kerancuan pengurus filateli yang mayoritas karyawan pos dan pedagang prangko, saya yakin akan kehancuran sebuah karya unggula, keropos dari dalam.

Inilah tugas pengurus pengurus klub filateli di mana-mana untuk mereformasikan lebih cepat dan tuntas kepengurusan organisasi agar tak tercemar oleh vested interest yang berkelebihan, hanya berkedok penipuan belaka. Akibat akhir, masyarakatlah yang dirugikaan.

Semoga menjadi perenungan kita semua.


HOME | Today's News | Shopping 

Copyright 1999-2002 © SuratkabarCom Online