suratkabar.com

Domain For Sale


suratkabar.com
News Indonesia SuratkabarCom

Breaking News.....

Bukan Cuma Proof Prangko yang Perlu Diawasi
09/06/2002 (10:00)


Sampai saat ini, masih ada sebagian kalangan yang menganggap bahwa dalam proses pembuatan prangko, yang perlu diawasi hanya jangan sampai beredarnya proof (prangko cetak coba) karena benda itu seharusnya menjadi bahan dokumentasi dan disimpan oleh lembaga pemerintah yang berwenang.

PRANGKO OLIMPIADE - Sebuah esai dalam bentuk "photographic bromide" yang merupakan desain prangko Ghana sebelum dicetak. Namun, desain ini ditolak dan diganti dengan desain lainnya. Walaupun ditolak dan tak jadi diterbitkan, benda ini dinilai masih berharga sekitar US$ 200-US$ 250.

Demikian pula, jangan sampai prangko salah cetak, bisa lolos dari pengecekan dan keluar dari percetakan.

Baik prangko proof maupun prangko salah cetak memang banyak digemari para filatelis atau mereka yang senang mengoleksi prangko dan benda- benda filateli lainnya. Bahkan harganya berkali-kali lipat dibandingkan prangko biasa. Å@

Namun sebenarnya bukan hanya proof dan prangko salah cetak saja yang nilainya tinggi sebagai benda filateli. Banyak benda yang dibuat dalam proses penerbitan prangko mempunyai nilai tinggi di kalangan filatelis.

Jadi seharusnya dalam pembuatan desain prangko, sejak awal sudah diawasi dengan ketat. Jangan sampai ada desain, seminimal apa pun, yang bisa keluar dan dijual ke kalangan filatelis. Artwork dalam bentuk gambar yang dibuat dengan pinsil, cat air, crayon, atau hasil kreasi desain dengan menggunakan komputer, harus diawasi oleh Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi (Ditjen Postel) sebagai pihak yang mempunyai wewenang menerbitkan prangko di Indonesia, agar jangan sampai bisa keluar dan dijual kepada filatelis.

Dalam pelaksanaannya, para desainer yang ditugasi membuat desain prangko, percetakan prangko, dan PT Pos Indonesia (Posindo), harus terlibat pula mengawasi hal tersebut.

Bernilai Tinggi

Mengapa hal ini perlu diawasi? Sesungguhnya, sejak desain awal dibuat, itu sudah merupakan bagian dari proses penerbitan prangko. Lebih dari itu, di kalangan filatelis, benda-benda seperti artwork desain prangko justru bernilai tinggi. Bukan hanya untuk artwork yang disetujui untuk dicetak menjadi prangko, tetapi juga untuk benda sejenis yang ditolak bahkan tidak jadi diterbitkan. Di kalangan filatelis mancanegara, harga benda-benda semacam itu bisa bernilai sampai ratusan dollar.

Jadi, bila dalam pembuatannya tidak diawasi, maka dapat terjadi hal- hal yang tidak diinginkan. Misalnya, secara sembunyi-sembunyi, benda semacam itu dijual kepada filatelis. Bisa juga ada yang dengan sengaja menggandakan artwork yang dibuat dengan komputer.

LUKISAN PENSIL - Sebuah "artwork" berupa esai lukisan menggunakan pensil, dari prangko Rwanda, yang termasuk salah satu bagian awal dari pengerjaan desain prangko. Benda tersebut dijual melalui lelang tertulis balai lelang George Alevizos dengan perkiraan harga sekitar US$ 200-US$ 250.

Caranya, mencetak (print) gambar dari komputer itu, lalu dijual kepada filatelis. Bila hal ini terjadi, tentu saja yang dirugikan adalah Ditjen Postel, percetakan prangko, dan PT Posindo.

Dalam mailing list (milis) "prangko" yang diasuh oleh filatelis senior Indonesia yang kini bermukim di Jepang, Richard Susilo, beberapa waktu lalu ada yang mengomentari kemungkinan mengenai beredarnya essay, nama lain dari artwork, salah satu prangko Indonesia di kalangan filatelis.

Tentu saja ini bukan dari sumber resmi, karena sepengetahuan Pembaruan, sampai saat ini tidak ada penjualan secara resmi benda- benda semacam itu kepada masyarakat luas.

Berkaitan dengan itu, contoh yang dilakukan Perum Peruri, sebagai salah satu perusahaan pencetakan sekuritas yang mencetak prangko- prangko Indonesia, patut ditiru.

Dalam rapat-rapat Tim Nasional Pembinaan Perprangkoan dan Filateli, yang salah satu tugasnya menetapkan desain prangko yang layak dicetak, Perum Peruri selalu membawa contoh-contoh desain yang diedarkan kepada semua peserta rapat.

Namun pada akhir rapat, semua contoh desain yang sudah diedarkan, diminta kembali. Hal ini juga berlaku untuk desain yang ditolak dan tidak jadi digunakan. Tetap saja oleh pihak Perum Peruri diminta kembali untuk dihancurkan, agar jangan sampai desain itu keluar ke tangan masyarakat luas.

Secara Terbuka

Walaupun demikian, untuk mengatasi banyaknya filatelis yang ingin memiliki artwork dan proof sebuah desain prangko, sekaligus untuk menjaga jangan sampai benda-benda semacam itu keluar tidak secara resmi, mungkin perlu dipikirkan mekanismenya.

Seperti juga di beberapa negara lain, lembaga pemerintah yang bertugas menerbitkan dan menjual prangko (di Indonesia adalah Ditjen Postel dan PT Posindo), mungkin dapat menentukan dan menetapkan artwork atau proof prangko yang boleh dijual kepada umum.

FOTO-FOTO: ISTIMEWA

TAK JADI - Sebuah "artwork" prangko Bhutan yang tak jadi diterbitkan. Walaupun demikian, di kalangan filatelis, benda semacam itu masih bernilai tinggi, seperti ditawarkan balai lelang George Alevizos dengan perkiraan harga US$ 400-US$ 500.

Ada beberapa negara yang menentukan, semua artwork dan proof prangko yang telah berusia lebih dari 10 tahun, boleh dijual kepada umum.

Lainnya menetapkan, artwork dari desain prangko yang ditolak atau tidak jadi diterbitkan, boleh segera dijual kepada umum. Penjualannya dilakukan secara terbuka, kalau perlu dilelang secara khusus.

Artwork dan proof ini bukan hanya untuk desain prangko, tetapi juga untuk desain benda filateli lainnya yang diterbitkan pemerintah. Contohnya, desain buklet prangko, sampul hari pertama, desain kartu maksimum (maximum card), dan lainnya.

Hasil penjualannya tentu saja dimasukkan ke dalam kas yang resmi. Sedangkan penggunaan dana itu dapat dipakai untuk berbagai hal.

Misalnya, pembinaan dan pengembangan filateli kepada anak-anak dan remaja, khususnya di kota-kota kecil. Dapat juga dipakai untuk membuat semacam lokakarya atau pelatihan bagi para desainer prangko, sehingga hasil desain prangko semakin baik lagi.

Bahkan bila perlu, dapat pula digunakan untuk membantu dana pembelian mesin cetak prangko yang lebih baik daripada yang telah ada sekarang di Indonesia.

Tentu saja hal ini akan membantu membaiknya kualitas cetak prangko Indonesia. (B-8)

DESAIN BUKLET - Bukan hanya desain prangko, tetapi desain buklet prangko seperti yang disiapkan untuk buklet prangko Honduras ini juga diincar para filatelis dan ditawarkan oleh balai lelang George Alevizos dengan perkiraan harga US$ 250-US$ 300.

----------------------------------------------------------

Last modified: 7/6/2002

Suara Pembaruan 9 Juni 2002


HOME | Today's News | Shopping | Add URL

Copyright 1999-2002 © SuratkabarCom Online