@ Indonesia Business News SuratkabarCom | (02) Kasih Sayang lewat Prangko
suratkabar.com

Domain For Sale


suratkabar.com
News Indonesia SuratkabarCom

A Gift For You.....

Kasih Sayang lewat Prangko
17/02/2002 (20:00)

Click Here to Send Messege

[Kirim Pesan]

See also HERE for pictures

Bunga Mawar - Prangko Thailand ini bergambar bunga mawar yang sedang merekah lengkap dengan kelopak-kelopak bunganya.

JAKARTA (LoveIndonesiaPhilately) - Kasih sayang ternyata juga diwujudkan dalam bentuk desain-desain prangko. Cukup banyak negara sudah menerbitkan prangko dengan tema love atau kasih itu. Ada yang jelas-jelas menyebutkan love stamp, tapi ada juga yang cuma desainnya saja mengarah ke tema kasih sayang.

Contohnya yang menggunakan desain bunga, khususnya bunga mawar, yang banyak orang bilang adalah lambang kasih sayang. Nah, bulan Februari 2002 ini, Thailand menerbitkan prangko yang diberi nama Rose Postage Stamp (Prangko Bunga Mawar). Warnanya udah pasti merah dengan gradasi merah jambu alias pink yang kata orang juga, merupakan warna pelambang kasih sayang.

Prangko dengan nominal (harga satuan) 4 baht ini berukuran 31 x 31 milimeter. Desainnya adalah bunga mawar merah, salah satu silangan dari jenis yang dinamakan Antonia Ridge. Seperti disebutkan dalam buletin dari The Communications Authority of Thailand yang dikirim langsung dari Bangkok, bunga mawar saat ini dinyatakan sebagai lambang dari cinta atau kasih sayang.

Prangko ini gambarnya didesain oleh Rong Saichumdee dan dicetak di The House of Questa, Inggris. Cetakannya menggunakan teknik litografi dengan komposisi 20 prangko dalam satu lembaran besar.

Pameran Prangko

Mau tau lebih banyak soal kasih sayang yang diungkapkan lewat prangko, dari Jepang dilaporkan, adanya pameran prangko dalam rangka menyambut Hari Kasih Sayang itu. Ada prangko dari Swiss

(Helvetia) dengan nominal 90 Swiss Franc. Prangko ini bergambar cokelat dan juga berbau cokelat karena ternyata memang dilapisi tinta cokelat pada bagian permukaan cetak prangko tersebut.

Jadi apabila kita cium dan raba prangko itu, memang murni berbau cokelat dan terasa memegang cokelat. Prangko tersebut beserta cokelat Swiss yang tergambar pada prangko, dijual seharga 3.000 yen (sekitar Rp 240.000) pada pameran yang diselenggarkan di Museum Filateli, Mejiro, Tokyo, pekan ini.

Pameran ini memang bukan barang baru karena sebelumnya pernah dilakukan. Namun produk yang ditampilkan termasuk panel-panel pameran, layaknya prangko biasa, namun berisi 12 lembar (4x3) ketas pameran per panel, lain dengan ketentuan pameran internasional.

Pameran ini diadakan untuk menarik simpati dan memasyarakatkan anak- anak muda tersebut untuk berfilateli. Jumlah pengunjung memang tidak banyak, tetapi umumnya pengunjung ternyata kalangan wanita yang mencapai sekitar 70 persen dari total pengunjung keseluruhan.

Panitia juga menyediakan cap khusus selama berlangsungnya pameran. Terutama cap khusus tanggal 14 Februari. Bagi yang tak sempat hadir ke tempat pameran, bisa memasukkan kartupos atau surat yang telah berprangko ke dalam kotak pos yang tersedia di sana. Pada tanggal 14 Februari akan dicap dan dikirimkan ke alamat kirim. Tentu saja kartupos atau surat itu akan dapat cap khusus tanggal 14 Februari dan tidak ada cap lain, karena cap khusus itu berfungsi juga sebagai cap tanggal.

Coba kita bandingkan dengan di Indonesia. Selama pameran, selain cap pameran, para penggemar prangko biasanya juga meminta cap tanggal pos biasa, agar merasa lebih sreg. Hal itu sebenarnya salah kaprah dalam ketentuan filateli internasional. Kecuali apabila cap pameran bukan per harian, tetapi per periode, misalnya satu cap pameran dengan tanggal 1-14 Februari 2002, maka perlu dibubuhi cap harian biasa. Kini setiap pameran filateli di berbagai negara umumnya cap pameran per harian.

Mendapat Gratis

Kembali menengok pameran prangko tersebut, bagi kalangan wanita yang hadir akan mendapat satu souvenir sheet gratis dari Republik Afrika Tengah dengan gambar karakter Disney dan terdiri enam nominal. Selain carik kenangan tersebut, juga mendapat kartupos untuk dikirimkan buat sang kekasih. Tentu saja harus diterakan prangko, dan prangko Jepang itu harus dibeli di sana dengan harga nominal, meskipun yang menjual prangko bukan orang Pos Jepang, tetapi dari anggota Perkumpulan Filatelis Jepang yang sukarela membantu kelancaran pameran tersebut.

Prangko dari berbagai negara yang dipamerkan ternyata sangat menarik pengunjung, khususnya yang memang bukan pengumpul prangko.

"Tak sangka ada prangko kasih sayang dari berbagai negara dengan bentuk dan rancangan yang beraneka ragam," papar Asako Murakami sambil tersenyum kagum.

"Saya sendiri akan membeli prangko cokelat Swiss karena memang sangat menarik . Akan saya berikan buat pacar saya, karena dia memang pengumpul prangko," tekannya lagi sambil melirik sang kekasih yang ada di sampingnya.

Selain prangko dari Swiss yang menarik perhatian, juga prangko dari Perancis berbentuk hati dan prangko dari Amerika Serikat dengan tulisan love ikut menjadi pusat perhatian pengunjung.

Jelas sekali pameran ini sudah lebih berbau komersial, berjualan berbagai benda filateli, ketimbang kualitas sebagai pameran filateli murni.

Tujuannya lebih kepada upaya memasyarakatkan filateli dengan cara memberikan peluang kepada masyarakat untuk membeli dan memiliki benda filateli yang disukainya. Sejak awal memang kegemaran mengumpulkan prangko janganlah dibatasi. Namun seorang pengumpul prangko pemula hendaknya banyak meminta saran dari para senior filatelis, agar benda filateli yang dibelinya tidak mubazir nantinya.

- BERTHOLD DHS dan RICHARD SUSILO

---------------------------------------------------------------------- Last modified: 15/2/2002 SUARA PEMBARUAN DAILY 17 Februari 2002

See also: Prangko Coklat Prangko Valentine


HOME | Today's News | Shopping

Copyright 1999-2002 © SuratkabarCom Online